Kebiasaan Mengemudi Mobil Matik yang Salah Kaprah
Transmisi matik pada mobil dianggap sebagai salah satu solusi saat
berkendara di jalur perkotaan yang sering macet. Karena pengemudi tak
perlu menginjak kopling, alhasil kaki kiri lebih santai dan tidak mudah
pegal.
Namun,
mengemudikan mobil matik juga harus dilakukan dengan benar, agar
kendaraan tetap awet. Jangan sampai hal-hal yang sebenarnya dilarang,
tetap dilakukan para pemilik mobil matik.
Executive
Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor, Anjar
Rosjadi mengatakan, ada beberapa hal yang memang harus dihindari saat
mengemudi mobil matik.
Pertama, jangan memindahkan transmisi ke posisi netral saat turunan. Sebab, hal itu bisa merusak sistem transmisi.
"Bisa merusak komponen-komponen yang ada dalam transmisi matik. Jangan dilakukan," kata Anjar .
Kedua,
jangan memindahkan transmisi dari posisi maju ke mundur atau
sebaliknya, sebelum mobil benar-benar berhenti. Hal itu kerap dilakukan
para pengemudi mobil matik yang tidak sabaran.
"Ketiga,
jangan pernah memindahkan transmisi dari posisi netral ke posisi maju
sambil menginjak gas. Seharusnya pengemudi memindahkan dari posisi N ke
D, baru menginjak gas," ungkapnya.
Keempat,
jangan biarkan tuas transmisi ada di posisi D saat mobil berhenti lama.
Saat kendaraan berhenti lama dan posisi tuas transmisi tidak netral,
maka hal itu bisa menyebabkan beban berlebih pada transmisi.
"Kelima,
kalau mobil mogok, pastikan roda penggeraknya diangkat sewaktu derek.
Kalau enggak, transmisinya bisa rusak berat," katanya.
Service
Manager Plaza Toyota Tendean, Supriana, juga mengungkapkan hal yang
sama. Menurutnya, karena dipaksa berputar secara terbalik saat diderek,
terlebih dalam kecepatan tinggi, maka komponen di dalam rumah transmisi
bisa rusak.
“Kalau
mau diderek, pakai derek gendong. Kalau penggeraknya roda depan, yang
diangkat roda depan. Kalau penggeraknya roda belakang, yang diangkat
roda belakang," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar