Toyota bawa SMK asal Karawang timba ilmu di Jepang
SMK PGRI Telagasari, Karawang, Jawa Barat, terpilih sebagai peraih
gelar terbaik dalam kompetisi lingkungan hidup bertajukToyota Eco Youth
(TEY) ke-10.
Atas
prestasi itu, dua orang siswa bernama Taupik Jamaludin dan Alan Maulana
serta seorang guru bernama Yayan Sopyanudin bertolak ke Jepang bersama
Toyota Indonesia untuk mengikuti Eco Education Trip pada 3--9 Februari
2017.
Selama
di Jepang, mereka menimba ilmu pengetahuan di bidang lingkungan hidup.
Dan menurut Vice President Director PT. Toyota Astra Motor, Henry
Tanoto, aktivitas ini merupakan bagian dari apresiasi Toyota Indonesia
kepada para pemenang TEY.
Toyota
Eco Youth merupakan salah satu program corporate social responsibility
(CSR) Toyota yang digagas sejak 2005. Misi program ini adalah mengajak
berbagai sekolah menengah di Indonesia untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan berwawasan lingkungan hidup, serta bermanfaat bagi
lingkungan sekitar.
Selain
belajar soal lingkungan serta teknologi otomotif Toyota, tiga orang
pemenang juga diajak mengunjungi berbagai tempat wisata dan kebudayaan
Jepang. Misalnya, mengunjungi Toyota Shirakawa-go Eco Institute --situs
pelestarian budaya dan lingkungan yang dikelola oleh Toyota Motor
Corporation (TMC).
"Semoga
melalui Eco Education Trip ini, para siswa dan guru pendamping dari SMK
PGRI Karawang mendapatkan wawasan yang tidak hanya berkaitan dengan
lingkungan dan teknologi otomotif, melainkan juga nilai-nilai positif
dari sosial budaya negara Jepang," kata Henry melalui siaran pers yang
diterima Beritagar.id pada Selasa (14/2/2017).
Memecahkan masalah listik
Program
TEY ke-10 ini menerima 2.535 proposal dengan kategori Science danSocial
dari sekolah-sekolah menengah di seluruh Indonesia. Adapun tim SMK PGRI
Telagasari memperoleh predikat terbaik melalui proposal untuk kategori
Science berjudul "Generator Electrical Circulatory System 750 Watt" .
Proposal
itu mendapat nilai tertinggi dari para juri yang terdiri dari pakar
lingkungan hidup, pakar pendidikan, pakar media sosial, dan tim Toyota
Indonesia. Kepastian menang diumumkan pada Desember 2016.
Proposal
tersebut membahas persoalan distribusi listrik di daerah Telagasari
yang biasa dialami para siswa sekolah termaksud. Meski listrik dinikmati
oleh 90 persen masyarakat, arusnya justru sering mati.
Sebagai
jalan keluar, pihak sekolah mencoba mengatasi dengan menggunakan
generator sebagai sumber listrik pengganti. Namun generator melahirkan
suara bising dan polusi udara yang mengganggu pernafasan.
Dari
situ lahirlah ide Pembangkit Listrik Tanpa BBM (ECS/Electrical
Circulatory System) sebagai pengganti generator. ECS ini tak menimbulkan
suara bising, ramah lingkungan, dan efisien karena biaya perawatan dan
operasionalnya cukup murah.
Pola
sirkulasi yang merupakan sistem kerja generator ECS tersebut diklaim
mampu menghasilkan energi untuk penerangan, sekaligus menyerap energi
bagi alat itu sendiri.
Vice
President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN),
Warih Andang Tjahjono, mengapresiasi hasil kerja tersebut. Warih pun
mengakui bahwa generasi muda Indonesia memang kaya ide-ide lingkungan
yang kreatif dan inovatif.
Pelbagai ide tersebut diharapkan akan memperkaya serta meningkatkan daya saing generasi muda Indonesia.
"Kami
yakin ilmu dan pengalaman yang diperoleh akan diimplementasikan untuk
menciptakan hasil karya yang dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat
Indonesia...," kata Warih.
0 komentar:
Posting Komentar