Ribuan Rumah dan Sawah Warga Gresik Jadi Korban Banjir
Banjir melanda kawasan Kota Gresik sejak Rabu malam
(1/2/2017) kini beransur-ansur surut. Pascabanjir, terdata 3.171 rumah
penduduk yang tinggal di 29 desa menjadi korban banjir kali ini.
Tidak hanya itu, banjir juga turut merendam area persawahan seluas 639 hektare dan tambak 272 hektare.
Di
antaranya 776 rumah penduduk terendam air, 6 Desa Kecamatan Balung
Panggang dan ketinggian air bervariasi di jalan poros desa kedalaman air
setinggi 85 sentimeter.
Sedangkan, area persawahsn yang terendam 85 hektare, bannjir di lokasi ini mencapai 140 sentimeter.
Di
wilayah Kecamatan Benjeng ada 14 desa yang merendam sekitar 1300 rumah,
tertinggi jalan poros desa setinggi satu meter dan mengenangi persawah
469 hektar.
Sedang
di Kecamatan Menganti ada 3 Desa yakni Putat, Boboh, dan Gading Watu,
sampai saat ini masih terendam banjir setinggi mata kaki orang dewasa
kurang lebih 20-30 sentimeter.
Banjir tersebut mengenangi sekitar 600 rumah dengan ketinggian air 90 sentimeter dan merendam area sawah sekitar 50 hektare.
Sebanyak
495 rumah warga juga terendam di 6 desa Kecamatan Cerme, titik
tertinggi air banjir 70 sentimeter, luas sawah yang tergenang 497 hektar
dan tambak 272 hektare.
“Ada
sebagian tambak di beberapa kecamatan yang tidak terdata,” terang Kabid
Kedaruratan dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Gresik, Minhad, Selasa (7/2/2017).
Pantauan di lapangan banjir melanda sebagian wilayah Gresik kini mulai surut. Namun, surutnya banjir ini membawa dampak.
Seperti dialami KH Abdul Hamid (59) halaman rumahnya masih tergenang air setinggi mata kaki di Jalan Raya Boboh Gresik.
Bahkan,
di atas air yang memenuhi halaman rumahnya itu ada sejumlah tumbuhan
lumut hijau yang memenuhinya. Sekilas dilihat dari kejauhan halaman
rumah dia, seperti rawa yang ditumbuhi lumut hijau.
"Ini surutnya lama, sekitar empat hari kedepan," ujar KH Abdul Hamid.
Menurut dia, banjir terjadi pada Sabtu lalu menyebabkan air masuk ke dalam rumah, musala, dan rumah tetangganya.
"Ini baru selesai bersih-bersih rumah. Baru saja turun hujan. Semoga tidak banjir lagi," tukasnya.
Banjir
juga menghentikan aktivitas warga. Seorang pekerja Proyek, Budiman (48)
mengaku karena banjir itu tidak bisa meneruskan pembangunan Masjid.
"Sudah semenjak Sabtu, Saya tidak bekerja, mau kerja ya gak bisa. Bingung air masuk ke dalam rumah," kata Budiman.
Sedangkan,
suasana di pendopo Kecematan Cerme, tampak para Tim Sar dan para
pelajar SMK sibuk menyiapkan nasi bungkus untuk para korban banjir.
Menu nasi bungkus cukup sederhana yakni berisi nasi putih, telur dan mie goreng serta cornet.
"Kurang lebih 1.000 nasi bungkus akan didistribusikan di Boboh Menganti, Sukoanyar, dan Moromudi," ungkap Minhad.
Dua
pelajar Mariska (16) dan Widia (16) Siswi SMK NU Bahrul Ulum di
Kecematan Cerme terlohat turut membantu proses memasak dan membungkus
nasi.
0 komentar:
Posting Komentar