Rabu, 22 Maret 2017

10 Kesalahan Utama yang Sering Dilakukan Pengendara - Tips Toyota

10 Kesalahan Utama yang Sering Dilakukan Pengendara Remaja










Sudah bukan rahasia lagi bahwa resiko kecelakaan terhadap pengemudi remaja lebih besar dibanding kecelakaan terhadap orang yang lebih tua. Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa kecelakaan tersebut lebih sering terjadi pada remaja, diantaranya karena kurangnya pengalaman untuk menghadapi situasi darurat, kurang fokus, tidak memperhatikan rambu-rambu lalu lintas, dan masih banyak lagi.

Oleh sebab itu, penting sekali bagi remaja mengetahui kesalahan apa saja yang harus dihindari ketika sedang mengemudi :

Kurang Konsentrasi Dibelakang Kemudi

Menelepon ketika sedang mengemudi, mendengarkan CD, dan bahkan yang lebih parah adalah mengetik SMS ketika mengemudi merupakan masalah serius seorang pengemudi kehilangan konsentrasi. Oleh sebab itu, upayakanlah untuk mengurangi aktivitas ini ketika Anda mengendarai mobil

Terlalu Mengambil Banyak Resiko

Perilaku seperti mengabaikan rambu-rambu lalu lintas atau mengabaikan rambu zona sekolah, dan belok tanpa sebelumnya menyalakan lampu sen seringkali dilakukan oleh remaja. Biasanya faktor menganggap enteng yang menjadi soal terabaikannya perilaku-perilaku tersebut. Padahal, hal ini sangat penting untuk menghindari resiko terjadinya kecelakaan. Untuk itu, mulai sekarang biasakan diri untuk selalu cermat melihat rambu lalu lintas dan cermat menggunakan fitur-fitur keamanan dalam mobil.

Ngebut

Kebanyakan remaja kurang memiliki “rasa” yang cukup baik untuk mengetahui bagaimana kecepatan sebuah mobil bisa mempengaruhi respon mobil tersebut untuk menghindari sutau potensi tabrakan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Institutes of Health di Amerika menyatakan bahwa remaja mengemudi 2 km/jam lebih cepat dari kebanyakan orang. Dan, pada 2005 berdasarkan fakta yang sama yang dikeluarkan oleh universitas bersangkutan, 50 persen kecelekaan fatal di Amerika dialami oleh pengemudi yang berusia 20-49 tahun.

Kepadatan Mobil
Remaja seringkali mengabaikan kapasitas maksimum yang dimiliki sebuah kendaraan. Seringkali mobil yang kapasitasnya, misalnya hanya untuk 5 orang, kemudian dipaksakan untuk memuat hingga 7 orang. Belum lagi ditambah pengemudi remaja biasanya cenderung untuk memaju mobilnya lebih cepat.

Sebuah studi yang dilakukan John Hopkins University di Amerika menyatakan, berkendara dengan 2 orang di dalam mobil, bagi remaja berusia 16 tahun itu lebih beresiko daripada mengendarai mobil sendiri. Begitupun jika berkendara dengan 3 orang, resiko kecelakaannya meningkat 3 kali lipat.

Mengendarai Mobil Dibawah “Pengaruh”

Pengaruh disini maksudnya dikaitkan dengan alkohol atau narkoba. Sebagaimana kita tahu, stereotip tentang remaja identik dengan alkohol dan narkoba, masih sulit sekali dilepaskan. Karena memang pada usia tersebut, kebutuhan akan eksistensi dalam lingkungan serta rasa keingintahuan yang besar, sangat sulit sekali dibendung.

Nah, sebagaimana kita tahu, akibat pengaruh alkohol maupun narkoba tadi, tingkat konsentrasi seseorang pasti akan menurun. Apalagi, ketika sedang mengemudi, hal ini sangat bahaya sekali untuk dilakukan.

Tidak Bisa Menjaga Jarak atau Terlalu Dekat Dengan Mobil Lain

Pada kecepatan 95 km/jam, sebuah mobil memerlukan jarak sekitar 36-40 meter untuk bisa berhenti total. Kebanyakan pengemudi kurang sadar akan hal ini. Potensi kecelakaan sangat mungkin terjadi jika kita tidak bisa menjaga jarak dengan mobil lain yang ada di depan kita.

Menanggalkan Sabuk Pengaman

Kesadaran pengemudi di Indonesia untuk selalu mengenakan sabuk pengaman memang sedikit masih harus diperbaiki. Memang, bagi yang tidak biasa, mengenakan sabuk pengaman kerap kali menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian orang. Oleh sebab itu, ada baiknya selalu mengingatkan diri untuk memasang sabuk pengaman setiap kali pergi mengendari mobil untuk mencegah hal-hal yang dapat menimbulkan potensi tabrakan.

Tidak Bisa Mengatasi Hal-Hal Darurat Ketika Mengemudi
Faktor pengalaman memang menjadi kunci dalam hal ini. Kebanyakan pengemudi remaja memang memiliki sedikit pengalaman untuk mengatasi situasi-situasi darurat di jalanan. Oleh sebab itu, ada baiknya sebelum belajar mengemudi, setiap remaja mengikuti kelas-kelas khusus mengemudi yang saat ini sudah menjamur disediakan oleh pemerintah, maupun oleh pihak swasta.

Mengemudi Dalam Keadaan Mengantuk

Poin ini sebetulnya adalah hal klasik terjadinya kecelakaan. Oleh sebab itu upayakan ketika Anda mengemudi (terutama bagi remaja), selalu berada dalam kondisi fit/bugar. Istirahat yang cukup adalah langkah bijaksana ketika kita hendak mengendari mobil, terutama untuk perjalanan jauh.

Memilih Mobil yang Salah dan Tidak Menjaga Kondisi Mobil

Kebanyakan remaja ingin memiliki sebuah mobil yang “keren”, tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kemahiran dalam mengemudi menjadi hal yang berpotensi terjadinya kecelakaan. Oleh sebab itu, ada baiknya kita mempertimbangkan terlebih dahulu mobil mana yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhan kita.

Sementara itu, jangan lupa untuk selalu menjaga kondisi mobildalam level yang sempurna. Periksa tekanan angin dalam ban, sistem penerangan, sistem rem, dan sebagainya mutlak harus selalu dilakukan untuk bisa berkendara secara aman.




0 komentar:

Posting Komentar

Translate Language

Kontak Formulir PERTANYAAN KONSUMEN

Nama

Email *

Pesan *

News Update

Website Archive

Toyota Support
Toyota Support
Toyota Support