Rabu, 22 Maret 2017

Aliansi Kebangsaan Tangkal Radikalisme - Berita Toyota

Aliansi Kebangsaan Tangkal Radikalisme




Ribuan massa dari belasan organisasi menggelar apel kebangsaan di Simpang Lima Gumul (SLG), Ngasem, kemarin. Mereka menyatakan sikap melawan radikalisme dan menolak khilafah. Aspirasinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati dan Pancasila harus dijaga.

“Penganut paham-paham radikal, mereka tidak boleh tumbuh di negara ini,” ujar Munasir Huda, ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Kediri

Dia menyampaikan, persoalan bangsa ini tidak bisa dihadapi sendiri-sendiri. Termasuk demi menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila dari gerakan-gerakan radikal, baik berhaluan ekstrem kanan maupun kiri. “Ya, harus bergandeng tangan bersama-sama,” tuturnya.

Massa yang terbangun dari aliansi kemarin adalah gabungan organisasi yang cenderung nasionalis religius. Tergabungnya komponen organisasi tersebut karena melihat ada permasalahan yang sama. Bahwa ada kelompok radikal yang ingin memecah belah umat dan mendirikan khilafah.

Di Kabupaten Kediri, Munasir menyebut, sudah ada embrio-embrio radikalisme. “Gerakannya sudah melebar ke mana-mana, meski mereka tidak menyebutkan nama organisasinya,” papar pria yang pernah menjadi tahanan politik di era Orde Baru (Orba) itu.

Atas hal itu, organisasinya akan bersama-sama melakukan pencegahan. Termasuk menuntut pemerintah agar tidak memberi akses berkembangnya paham yang bisa merusak keutuhan NKRI.

Di tempat sama, Sekretaris DPC PDI-P Kabupaten Kediri Sulkani mengatakan, negara ini dibentuk dari keberagaman suku, budaya, agama, dan ras. Dalam kebinekaan itulah bangsa ini harmonis, karenanya anak bangsa harus bersatu. “Jangan sampai cerai berai. NKRI harga mati dan menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa,” tegas politisi yang juga ketua DPRD Kabupaten Kediri ini.

Sebelum apel kebangsaan, GP Ansor dan Banser Kabupaten Kediri konvoi keliling jalan raya Kabupaten-Kota Kediri. Setelah itu, mereka bergabung dengan organisasi lainnya di SLG. Dalam apel kebangsaan itu hadir IPNU, Pagar Nusa, Garda Bangsa, Repdem, dan Pemuda Kakbah. Dari kalangan mahasiswa ada PMII dan GMNI. Lalu massa dari PDI-P, PKB, dan PPP.

Di tengah massa tampak mantan Bupati Kediri Sutrisno ikut mendukung apel kebangsaan. Dia juga ikut tanda tangan petisi. “Pesannya NKRI harga mati,” paparnya.

Dalam apel kebangsaan dibentangkan poster-poster penolakan paham radikalisme. Di antaranya tolak ormas radikal hidup di Kediri; junjung tinggi NKRI; gerakan rakyat Kediri bela Pancasila dan NKRI; serta tulisan NU merawat tradisi, mengupayakan inovasi dan menjaga NKRI. (rq/ndr/die)Aliansi Kebangsaan Tangkal Radikalisme


KEDIRI KABUPATEN - Ribuan massa dari belasan organisasi menggelar apel kebangsaan di Simpang Lima Gumul (SLG), Ngasem, kemarin. Mereka menyatakan sikap melawan radikalisme dan menolak khilafah. Aspirasinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati dan Pancasila harus dijaga.

“Penganut paham-paham radikal, mereka tidak boleh tumbuh di negara ini,” ujar Munasir Huda, ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Kediri

Dia menyampaikan, persoalan bangsa ini tidak bisa dihadapi sendiri-sendiri. Termasuk demi menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila dari gerakan-gerakan radikal, baik berhaluan ekstrem kanan maupun kiri. “Ya, harus bergandeng tangan bersama-sama,” tuturnya.

Massa yang terbangun dari aliansi kemarin adalah gabungan organisasi yang cenderung nasionalis religius. Tergabungnya komponen organisasi tersebut karena melihat ada permasalahan yang sama. Bahwa ada kelompok radikal yang ingin memecah belah umat dan mendirikan khilafah.

Di Kabupaten Kediri, Munasir menyebut, sudah ada embrio-embrio radikalisme. “Gerakannya sudah melebar ke mana-mana, meski mereka tidak menyebutkan nama organisasinya,” papar pria yang pernah menjadi tahanan politik di era Orde Baru (Orba) itu.

Atas hal itu, organisasinya akan bersama-sama melakukan pencegahan. Termasuk menuntut pemerintah agar tidak memberi akses berkembangnya paham yang bisa merusak keutuhan NKRI.



Di tempat sama, Sekretaris DPC PDI-P Kabupaten Kediri Sulkani mengatakan, negara ini dibentuk dari keberagaman suku, budaya, agama, dan ras. Dalam kebinekaan itulah bangsa ini harmonis, karenanya anak bangsa harus bersatu. “Jangan sampai cerai berai. NKRI harga mati dan menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa,” tegas politisi yang juga ketua DPRD Kabupaten Kediri ini.

Sebelum apel kebangsaan, GP Ansor dan Banser Kabupaten Kediri konvoi keliling jalan raya Kabupaten-Kota Kediri. Setelah itu, mereka bergabung dengan organisasi lainnya di SLG. Dalam apel kebangsaan itu hadir IPNU, Pagar Nusa, Garda Bangsa, Repdem, dan Pemuda Kakbah. Dari kalangan mahasiswa ada PMII dan GMNI. Lalu massa dari PDI-P, PKB, dan PPP.

Di tengah massa tampak mantan Bupati Kediri Sutrisno ikut mendukung apel kebangsaan. Dia juga ikut tanda tangan petisi. “Pesannya NKRI harga mati,” paparnya.

Dalam apel kebangsaan dibentangkan poster-poster penolakan paham radikalisme. Di antaranya tolak ormas radikal hidup di Kediri; junjung tinggi NKRI; gerakan rakyat Kediri bela Pancasila dan NKRI; serta tulisan NU merawat tradisi, mengupayakan inovasi dan menjaga NKRI. (rq/ndr/die)



0 komentar:

Posting Komentar

Translate Language

Kontak Formulir PERTANYAAN KONSUMEN

Nama

Email *

Pesan *

News Update

Website Archive

Toyota Support
Toyota Support
Toyota Support