Evolusi Setengah Abad Toyota Corolla
Sejak diluncurkan pada 1966, Toyota Corolla
memiliki sebelas generasi. Namun, pada 1971, sedan yang dikenal dengan
nama Corolla KE20 bermesin 3K 1.200 cc tersebut baru masuk ke Indonesia.
Desain paling bungsu Corolla dirilis sejak 2014 dan mendapatkan
pembaruan (minor facelift) di Indonesia dengan peluncuran New Corolla
Altis pada Senin (16/1).
Hadirnya
Corolla generasi ke-11 tidak lantas membuat Corolla generasi zaman dulu
usang. Sedan kelas menengah itu masih banyak ditemui di jalan, terutama
generasi ketujuh yang bernama Great Corolla.
Pengamat otomotif Munawar Chalil mengungkapkan, racikan terbaik para koki Toyota ada
pada generasi Corolla. ’’Dari seluruh (produk, Red) Toyota, Corolla
yang paling sukses. Setelah itu, (SUV) Land Cruiser,’’ katanya.
Predikat
Corolla sebagai mobil paling sukses tidak hanya diraih di Jepang,
tetapi juga di Indonesia dan berbagai pasar di belahan dunia lainnya.
’’Yang menyamai kesuksesan Corolla paling BMW Seri 3. Namun, dari sisi
penjualan, Corolla tetap tertinggi,’’ papar Chalil.
Kesuksesan
tersebut tidak lepas dari paket sedan yang diminati pasar. Yakni,
perpaduan mesin andal, kecepatan, kenyamanan, dan desain. Meski
demikian, Chalil mengakui bahwa tidak semua generasi Corolla sukses di
pasar. Dia mencontohkan generasi keempat, Corolla GL, yang kurang sukses
menjadi penerus sedan legendaris Corolla DX. Ada perbedaan sangat
signifikan di antara kedua model. Terutama berpindahnya sistem penggerak
dari roda belakang (RWD) ke penggerak roda depan (FWD).
Bagi
penggemar sedan yang saat itu identik dengan penggerak roda belakang,
perpindahan sistem penggerak itu menjadi pertimbangan. Terlebih bagi
penggemar otosport seperti drifting. ’’Sampai sekarang, banyak yang cari
bangkai Corolla DX kan,’’ ungkapnya.
Namun,
selera pasar tidak mampu membendung tren dunia otomotif yang bergerak
ke mobil-mobil berpenggerak roda depan. Efisiensi menjadi kata kunci.
Mobil berpenggerak depan bisa lebih ringan karena tidak membutuhkan
gardan.
Selanjutnya,
kesuksesan diteruskan terutama oleh Corolla Twincam yang di dalamnya
hadir pula Corolla GTi dan Great Corolla. Mulai 1996, evolusi berlanjut
ke All New Corolla. Perubahan terjadi signifikan dan generasi kedelapan
itu pun terbilang kurang sukses.
Mulai
2000, Corolla disematkan nama Altis dari akar kata altius yang bermakna
lebih tinggi. Sepanjang perjalanannya, Corolla mendapatkan pesaing,
terutama Honda Civic dan Mitsubishi Lancer. Civic dan Lancer sempat
memberikan perlawanan kuat pada era 90-an. ’’Tapi, dari sisi penjualan,
Corolla tetap susah ditandingi. Belakangan, Lancer terhenti di Evolution
X,’’ ujar Chalil.
Executive
General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) F. Soerjopranoto
menyatakan, Corolla memang didesain untuk memberikan kenyamanan dan
kemewahan bagi penggunanya. ’’Terbukti, generasi pertama yang
diluncurkan pada 1966 di Jepang memiliki spesifikasi yang first in it’s
class,’’ jelasnya kepada Jawa Pos Kamis (19/1).
Salah
satunya, posisi tuas transmisi di konsol lantai saat kendaraan lain
masih menggunakan tuas transmisi pada kolom kemudi. Ruang kabin
penumpang belakang lebih luas (legroom, headroom) bila dibandingkan
dengan kendaraan lain pada saat itu. Corolla generasi pertama juga sudah
menggunakan suspensi McPherson Strut untuk menambah kenyamanan.
Selama
11 generasi, Corolla hadir dengan tipe sedan, hatchback, liftback,
coupe, dan wagon. Tujuannya, dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda di
setiap negara. Teknologi mesinnya pun beragam. Yaitu, mesin 1.600 cc,
1.800 cc, dan 2.000 cc dengan teknologi bensin, hybrid, dan CNG (gas).
’’Penggunaan
berbagai teknologi mesin ini memenuhi kebutuhan pasar di berbagai
wilayah di dunia. CNG, misalnya, untuk pasar Thailand karena digunakan
untuk kebutuhan komersial,’’ jelas Soerjo.
Di
Indonesia, pada 2016 Corolla mencatatkan penguasaan pasar dengan market
share 36 persen. Pada 1990-an, Corolla pernah meraih market share lebih
dari 90 persen. Secara global, penjualan Corolla selama setengah abad
sudah lebih dari 44 juta unit.
0 komentar:
Posting Komentar