Rabu, 22 Maret 2017

Banjir di desa Pandu- Berita Toyota

Banjir Kepung Desa Pandu, Orang Tua Pilih Gendong Anak






Mata Hadi Suyitno sembap Minggu (5/2). Duduk di teras rumahnya di Desa Pandu, Kecamatan Cerme, pria 66 tahun itu menemui ratusan petakziah. Mereka mengucapkan belasungkawa karena kehilangan Hadi Satria, putra Suyitno. Satria tenggelam saat menolong dua bocah yang hanyut saat banjir.

Sabtu (4/2) sekitar pukul 17.00, Satria, 20, dan Yaqobus, 20, dua pemuda Desa Pandu, meninggal karena tenggelam oleh banjir luapan Kali Lamong. Mereka terseret arus setelah menolong dua bocah yang berenang dalam genangan di jalan poros desa. Dua anak itu adalah M. Fiqi, 9; dan Gilang, 12.

Fiqi dan Gilang selamat. Namun, Satria dan Yaqobus justru terseret arus hingga tewas. Suyitno mengaku sangat kehilangan putranya. Kepada ratusan petakziah dari kampung serta teman-teman Satria dari SMK Muhammadiyah 3 Gresik, Suyitno bercerita.




Sore itu,dia menghubungi Satria untuk meminjam motor. Sekitar pukul 16.00, Satria pulang bekerja dari perusahaan baja di Jalan Mayjend Sungkono, Kecamatan Kebomas. Satria adalah anak bungsu di antara dua bersaudara pasangan Suyitno dan Karwati (almarhumah). Satria baru lulus SMK pada 2016. Baru tiga minggu dia bekerja di pabrik baja.

Jalan poros Desa Pandu adalah satu-satunya akses masuk ke perkampungan. Saat itu jalan tergenang air luapan Kali Lamong. Satria hendakmelewati akses tersebut. ”Hati-hati ya,” kata Suyitno kepada putranya. Satria masih mengenakan seragam dan jaket. Setelah melewati jembatan kayu, Satria melihat Yaqobus, teman kampungnya, berusaha menolong dua anakyang tengah terseret arus.

Satria lantas berusaha membantu Yaqobus. Mereka bertaruh nyawa untuk menyelamatkan dua bocah itu. ”Mungkin kelelahan. Satria dan Yaqobus malah terseret banjir,” ucapmantan petugas satpam tersebut, lirih.

Jenazah Satria dan Yaqobus ditemukan hari itu sekitar pukul 19.00. Tubuh mereka tidak terseret jauh, hanya sekitar 2 meter dari lokasi tenggelam. Malam itu juga,jenazah Satria dimakamkan di desa setempat.

Semnetara itu, jenazah Yaqobus dikebumikan di permakaman Kristen di Jalan Jaksa Agung Suprapto. Pemakaman tersebut dihadiri Sudarsono, ayah korban. Sang ibu, Sugiyem, terlihat terguncang. Dia mengalami pendarahan ketika mengetahui bahwa Yaqobus meninggal. ”Istri Pak Sudarsono sedang hamil tujuh bulan. Waktu tahu anaknya meninggal, dia langsung tidak sadarkan diri sampai pendarahan,” ungkap Slamet Suyanto, 52, salah seorang warga, Minggu itu.

Banjir luapan Kali Lamong melanda Desa Pandu pada Sabtu hingga Minggu (5/2). Air bah semakin tinggi. Saat akhir pekan itu, tinggi air di jalan poros desa mencapai paha orang dewasa. Arus lumayan deras. Desa Pandu pun terancam terisolasi karena akses terkepung air.

Di desa itu, tercatat ada 20 hektare sawah yang terendam serta 65 hektare tambak yang tenggelam. Jalan desa sejauh ratusan meter tergenang air sekitar 1 meter. Warga memilih berhati-hati. Orang tua pun menggendong anak-anak mereka agar tidak hanyut oleh banjir. 



0 komentar:

Posting Komentar

Translate Language

Kontak Formulir PERTANYAAN KONSUMEN

Nama

Email *

Pesan *

News Update

Website Archive

Toyota Support
Toyota Support
Toyota Support