Aktivitas Lumpuh, tapi Belum Ada Evakuasi
Warga Kecamatan Balongpanggang, Gresik mulai lega. Banjir luapan Kali
Lamong sudah mulai surut di wilayah tersebut. Namun, penduduk wilayah
Kecamatan Benjeng dan Cerme, Gresik justru kewalahan. Genangan air malah
meninggi
Jika
sepuluh desa tergenang pada Kamis (2/2), jumlahnya kini menjadi sebelas
desa. Hanya, debit air cenderung menurun. Tidak sederas sebelumnya.
Ketinggian air rata-rata 30 sentimeter.
Camat
Benjeng Nuryadi membenarkan bahwa genangan air berangsur-angsur surut.
Namun, wilayah yang terdampak memang meluas. Ada 256 rumah warga yang
tergenang air. Kondisi paling parah terlihat di Desa Munggugianti. Di
situ, masih ada 54 rumah yang terendam. ’’Genangan air di jalan juga
masih tinggi,” ujar Nuryadi.
Jalan
lingkungan Desa Munggugianti masih terendam sepanjang 700 meter.
Sejumlah fasilitas publik juga tergenang di wilayah Benjeng. Mulai
kantor camat, Koramil Benjeng, hingga Pasar Benjeng. Aktivitas pasar
rakyat yang memiliki 150 stan itu lumpuh. Tinggi air di pasar mencapai
selutut orang dewasa.
Pedagang
memilih menutup stan. Tak tampak toko pracangan, sayur-mayur, hingga
daging yang buka. ”Hampir setiap tahun kami kebanjiran. Pemerintah harus
memperhatikan pasar tersebut,” ujar Bukhori, seorang pedagang.
Banjir
lebih besar menimpa wilayah Cerme. Titik terparah adalah Jalan Raya
Cerme–Morowudi. Jalan kabupaten penghubung Gresik–Lamongan itu terendam
hampir 1 kilometer. Aktivitas warga di sepanjang jalan raya tersebut
lumpuh. Akses lalu lintas buntu. Arus lalu lintas yang mengarah ke
wilayah Benjeng dialihkan melalui Desa Metatu.
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik memasang dua papan petunjuk
pengalihan jalur di depan pertigaan Morowudi. Meski demikian, para
pengguna tetap nekat menerobos genangan air. Apa akibatnya? Sejumlah
pengendara terpaksa menuntun kendaraan. Motor mogok.
Banjir
juga melumpuhkan fasilitas publik lain. Siswa SMP Muhammadiyah 7 Cerme
dan SMA Muhammadiyah 8 Cerme diliburkan. Sekolah di tikungan Jalan
Morowudi itu tergenang hingga 30 sentimeter. ’’Sekolah diliburkan,” ujar
salah seorang siswi, Dina Andi.
Selain
Jalan Raya Cerme–Morowudi, banjir melumpuhkan aktivitas warga Cerme. Di
antaranya, warga Dusun Ngebret dan Tandegan. ’’Banyak warga yang
mengungsi ke rumah kerabat di tempat lain,” ujar Didik Hariyanto,
seorang warga.
Sayang
belum ada aktivitas evakuasi yang dilakukan BPBD Gresik. Dapur umum
belum dibangun. Kepala BPBD Gresik Abu Hasan menyatakan masih melihat
situasi. Kalau banjir belum surut atau malah membesar, tentu akan
dilakukan langkah-langkah tanggap darurat. ’’Kami tetap siaga satu untuk
mengantisipasi hal terburuk,” paparnya.
BPBD
mengimbau masyarakat waspada terhadap kemungkinan banjir susulan.
Sangat mungkin, banjir kembali terjadi jika hujan lebat mengguyur
wilayah hulu di Mojokerto. Sore kemarin, hujan lebat mengguyur wilayah
tersebut cukup lama.
0 komentar:
Posting Komentar